Kemenangan dramatis di final Liga Champions, Mei 2005, akan selalu dikenang pendukung Liverpool. Sayangnya, para pahlawan Istanbul itu kini mulai pergi meninggalkan Liverpool.
Ya, Liverpool berhasil merengkuh gelar Liga Champions dengan membuat keajaiban di partai final itu. Tertinggal tiga gol di babak pertama, tim yang pada waktu itu dibesut Rafael Benitez tak menyerah pada takdir di separuh pertandingan kemudian. "Istanbul Miracle!" begitulah tajuk headline media-media saat itu.
Aksi heroik itu, meski hampir semua pemain harus mengalami kram jelang drama adu penalti tentu selalu menjadi bagian dari sejarah indah The Reds. Liverpool akhirnya menang dalam drama adu penalti.
Masih segar dalam ingatan saat Jerzy Dudek, Steve Finnan, Jamie Carragher, Sami Hyypia, Djimi Traore, Luis Garcia, Xabi Alonso, Steven Gerrard, John Arne Riise, Harry Kewell dan Milan Baros diturunkan sebagai starting line up oleh Rafael Benitez.
Ditambah Vladimir Smicer, Dietmar Hamann dan Djibril Cisse yang menggantikan Harry Kewell, Steve Finnan dan Milan Baros yang harus mengalami cedera dan kram. Mereka lah pahlawan-pahlawan Istanbul yang akan selalu dikenang.
Masih segar dalam ingatan saat Jerzy Dudek, Steve Finnan, Jamie Carragher, Sami Hyypia, Djimi Traore, Luis Garcia, Xabi Alonso, Steven Gerrard, John Arne Riise, Harry Kewell dan Milan Baros diturunkan sebagai starting line up oleh Rafael Benitez.
Ditambah Vladimir Smicer, Dietmar Hamann dan Djibril Cisse yang menggantikan Harry Kewell, Steve Finnan dan Milan Baros yang harus mengalami cedera dan kram. Mereka lah pahlawan-pahlawan Istanbul yang akan selalu dikenang.
Satu Persatu Pergi
Jerzy Dudek akan selalu diingat karena aksi gemilangnya dalam drama adu penalti. Bahkan sebelum drama adu penalti, Dudek juga berhasil menggagalkan tendangan Andriy Shevchenko yang bisa menjadi neraka bagi The Reds di perpanjangan waktu.
Meski kembali ke Anfield sebagai pahlawan, Dudek rupanya memang telah masuk daftar pemain yang akan dilego. Kehadiran Jose "Pepe" Reina membuat Dudek akhirnya memutuskan pergi ke Real Madrid. Namun, ia pun hanya menjadi pelapis Iker Casillas.
Steve Finnan memang ditumbalkan saat Benitez ingin menambah penyerang di Istanbul silam. Finnan meninggalkan Anfield, musim panas lalu. Demi mendatangkan Albert Riera, Benitez rela melepas Finnan ke Espanyol.
Karir Djimi Traore berakhir setelah mencetak gol bunuh diri saat melawan Burnley, Januari 2005 silam. Namun di Istanbul dia tetap pahlawan. Awalnya diturunkan sebagai bek kiri, Traore akhirnya diletakkan sebagai bek tengah seiring perubahan strategi Benitez.
Bek Mali ini akhirnya meninggalkan Anfield dan pilih bergabung dengan Charlton pada musim panas 2006. Setelah setahun, ia hijrah ke Portsmouth selama dua musim. Ia juga pernah dipinjamkan ke Rennes dan Birmingham.
Luis Garcia adalah top skorer Liverpool di Liga Champions 2004/2005. Luis Garcia jadi bagian penting skuad Benitez saat itu karena selalu mencetak gol penting buat The Reds.
Rentan cedera membuat The Reds akhirnya melegonya ke Atletico Madrid pada 2007 lalu. Ia menjadi tumbal untuk mendatangkan Fernando Torres ke Anfield.
John Arne Riise tak kalah penting. Ia membuat assist saat Steven Gerrard berhasil memperkecil ketinggalan dari Rossoneri. Meski dalam drama adu penalti tendangan Riise tertahan Dida, namun ia tetap pahlawan.
Riise sebenarnya tetap menjadi pemain reguler Benitez sekembalinya ke Inggris. Namun, sikapnya yang terkadang arogan membuat jengah rekan-rekannya termasuk perselisihannya dengan Gerrard akhirnya membuat Benitez melegonya ke AS Roma pada musim panas 2008.
Harry Kewell juga menjadi salah satu pemain Benitez yang rentan cedera. Hal itu pula yang membuat winger lincah Australia ini harus banyak duduk di bangku cadangan.
Cedera otot adductor sepertinya menjadi musuh utama Kewel. Akhirnya, ia hijrah ke Galatasaray dengan free transfer. Tapi, menjadi satu-satunya orang Australia yang pernah merengkuh gelar Liga Champions tentu pantas dibanggakan Kewell.
Milan Baros adalah pemain paling ngotot di laga Istanbul. Baros pula yang membuat lini belakang Milan kehabisan tenaga menjaganya.
Baros digantikan Djibril Cisse di akhir pertandingan. Baros pergi ke Aston Villa selama dua musim. Sempat dipinjamkan ke Portsmouth, Baros akhirnya menyusul Kewell ke Galatasaray pada musim panas 2008 lalu.
Vladimir Smicer adalah pengganti Kewell yang cedera. Smicer juga yang mencetak gol kedua Liverpol lewat tendangan jarak jauhnya. Dia juga termasuk pemain yang sukses sebagai algojo dalam drama adu penalti.
Setelah tak lagi mendapat tempat di Liverpool, Smicer memutuskan pergi ke Bordeaux selama dua musim. Pada musim panas 2007, ia memutuskan pulang ke Republik Ceska dan membela Slavia Prague.
Dietmar Hamann menggantikan Finann di babak kedua. Dia berhasil menjadi pengalir bola yang membuat serangan Liverpool lebih terorganisir. Hamann juga dengan tenang mampu mengeksekusi adu penalti.
Kehadiran Momo Sissoko rupanya membuat peluang Hamann bermain semakin kecil. Alhasil, sang pahlawan memutuskan hengkang ke Manchester City.
Djibril Cisse baru saja pulih dari cedera parah saat itu. Namun, ia mampu tampil mengesankan meski berstatus pemain pengganti Barros. Meski perannya tak dominan, namun keberhasilannya menaklukkan Dida di drama adu penalti tentu sangat berarti.
Namun, cedera patah kaki yang kembali menimpanya di partai persahabatan bersama timnas Prancis menjelang Piala Dunia 2006 lalu berdampak pada karirnya di Anfield. Cisse akhirnya dipinjamkan ke Marseille sebelum akhirnya resmi bergabung dengan klub elit Liga Prancis itu.
Pada musim panas 2008 lalu, Cisse membuat kejutan dengan kembali ke Liga Inggris bersama Sunderland dengan status pinjaman. Sayangnya, posisi Sunderland tak kunjung naik.
Jerzy Dudek akan selalu diingat karena aksi gemilangnya dalam drama adu penalti. Bahkan sebelum drama adu penalti, Dudek juga berhasil menggagalkan tendangan Andriy Shevchenko yang bisa menjadi neraka bagi The Reds di perpanjangan waktu.
Meski kembali ke Anfield sebagai pahlawan, Dudek rupanya memang telah masuk daftar pemain yang akan dilego. Kehadiran Jose "Pepe" Reina membuat Dudek akhirnya memutuskan pergi ke Real Madrid. Namun, ia pun hanya menjadi pelapis Iker Casillas.
Steve Finnan memang ditumbalkan saat Benitez ingin menambah penyerang di Istanbul silam. Finnan meninggalkan Anfield, musim panas lalu. Demi mendatangkan Albert Riera, Benitez rela melepas Finnan ke Espanyol.
Karir Djimi Traore berakhir setelah mencetak gol bunuh diri saat melawan Burnley, Januari 2005 silam. Namun di Istanbul dia tetap pahlawan. Awalnya diturunkan sebagai bek kiri, Traore akhirnya diletakkan sebagai bek tengah seiring perubahan strategi Benitez.
Bek Mali ini akhirnya meninggalkan Anfield dan pilih bergabung dengan Charlton pada musim panas 2006. Setelah setahun, ia hijrah ke Portsmouth selama dua musim. Ia juga pernah dipinjamkan ke Rennes dan Birmingham.
Luis Garcia adalah top skorer Liverpool di Liga Champions 2004/2005. Luis Garcia jadi bagian penting skuad Benitez saat itu karena selalu mencetak gol penting buat The Reds.
Rentan cedera membuat The Reds akhirnya melegonya ke Atletico Madrid pada 2007 lalu. Ia menjadi tumbal untuk mendatangkan Fernando Torres ke Anfield.
John Arne Riise tak kalah penting. Ia membuat assist saat Steven Gerrard berhasil memperkecil ketinggalan dari Rossoneri. Meski dalam drama adu penalti tendangan Riise tertahan Dida, namun ia tetap pahlawan.
Riise sebenarnya tetap menjadi pemain reguler Benitez sekembalinya ke Inggris. Namun, sikapnya yang terkadang arogan membuat jengah rekan-rekannya termasuk perselisihannya dengan Gerrard akhirnya membuat Benitez melegonya ke AS Roma pada musim panas 2008.
Harry Kewell juga menjadi salah satu pemain Benitez yang rentan cedera. Hal itu pula yang membuat winger lincah Australia ini harus banyak duduk di bangku cadangan.
Cedera otot adductor sepertinya menjadi musuh utama Kewel. Akhirnya, ia hijrah ke Galatasaray dengan free transfer. Tapi, menjadi satu-satunya orang Australia yang pernah merengkuh gelar Liga Champions tentu pantas dibanggakan Kewell.
Milan Baros adalah pemain paling ngotot di laga Istanbul. Baros pula yang membuat lini belakang Milan kehabisan tenaga menjaganya.
Baros digantikan Djibril Cisse di akhir pertandingan. Baros pergi ke Aston Villa selama dua musim. Sempat dipinjamkan ke Portsmouth, Baros akhirnya menyusul Kewell ke Galatasaray pada musim panas 2008 lalu.
Vladimir Smicer adalah pengganti Kewell yang cedera. Smicer juga yang mencetak gol kedua Liverpol lewat tendangan jarak jauhnya. Dia juga termasuk pemain yang sukses sebagai algojo dalam drama adu penalti.
Setelah tak lagi mendapat tempat di Liverpool, Smicer memutuskan pergi ke Bordeaux selama dua musim. Pada musim panas 2007, ia memutuskan pulang ke Republik Ceska dan membela Slavia Prague.
Dietmar Hamann menggantikan Finann di babak kedua. Dia berhasil menjadi pengalir bola yang membuat serangan Liverpool lebih terorganisir. Hamann juga dengan tenang mampu mengeksekusi adu penalti.
Kehadiran Momo Sissoko rupanya membuat peluang Hamann bermain semakin kecil. Alhasil, sang pahlawan memutuskan hengkang ke Manchester City.
Djibril Cisse baru saja pulih dari cedera parah saat itu. Namun, ia mampu tampil mengesankan meski berstatus pemain pengganti Barros. Meski perannya tak dominan, namun keberhasilannya menaklukkan Dida di drama adu penalti tentu sangat berarti.
Namun, cedera patah kaki yang kembali menimpanya di partai persahabatan bersama timnas Prancis menjelang Piala Dunia 2006 lalu berdampak pada karirnya di Anfield. Cisse akhirnya dipinjamkan ke Marseille sebelum akhirnya resmi bergabung dengan klub elit Liga Prancis itu.
Pada musim panas 2008 lalu, Cisse membuat kejutan dengan kembali ke Liga Inggris bersama Sunderland dengan status pinjaman. Sayangnya, posisi Sunderland tak kunjung naik.
Xabi Alonso, dialah salah satu kunci kemenangan Liverpool atas AC Milan 2005 lalu, sayangnya, kini ia telah bergabung dengan mantan rekannya di Liverpool, Alvaro Arbeloa yang mendahuluinya ke Real dengan transfer 3,5 juta poundsterling, pekan lalu.
Kini, Liverpool tak seperkasa saat diperkuat pahlawan-pahlawan Istanbul. Namun nama pahlawan itu akan selalu dikenang meski kini tak berhati Merah.
PAHLAWAN ISTANBUL 2005
Kiper: Jerzy Dudek (Polandia)
Belakang: Steve Finnan (Irlandia)/Dietmar Hamann (Jerman) 46', Jamie Carragher (Inggris), Sami Hyypiä (Finlandia), Djimi Traoré (Mali)
Tengah: Xabi Alonso (Spanyol), Luis García (Spanyol), Steven Gerrard (Inggris), John Arne Riise (Norwegia)
Depan: Harry Kewell (Australia)/Vladimír Šmicer (Rep Ceska) 23', Milan Baroš (Rep Ceska)/Djibril Cissé (Prancis) 85'
Cadangan: Scott Carson (Inggris), Josemi (Spanyol), Antonio Núñez (Spanyol), Igor Biš?an (Kroasia)
Manajer: Rafael Benitez (Spanyol)
Kiper: Jerzy Dudek (Polandia)
Belakang: Steve Finnan (Irlandia)/Dietmar Hamann (Jerman) 46', Jamie Carragher (Inggris), Sami Hyypiä (Finlandia), Djimi Traoré (Mali)
Tengah: Xabi Alonso (Spanyol), Luis García (Spanyol), Steven Gerrard (Inggris), John Arne Riise (Norwegia)
Depan: Harry Kewell (Australia)/Vladimír Šmicer (Rep Ceska) 23', Milan Baroš (Rep Ceska)/Djibril Cissé (Prancis) 85'
Cadangan: Scott Carson (Inggris), Josemi (Spanyol), Antonio Núñez (Spanyol), Igor Biš?an (Kroasia)
Manajer: Rafael Benitez (Spanyol)
0 comments:
Post a Comment