KEBIASAAN hidup bersih memang semestinya diajarkan pada anak sejak kecil. Selain di rumah, budaya bersih juga efektif diajarkan dan diterapkan di sekolah. Bagaimana cara efektif melakukannya?
Mengajari anak untuk menjalani pola hidup sehat memang gampang-gampang susah, apalagi bila anak belum memahami betul keuntungan yang bisa dipetik dari pola hidup tersebut. Untuk itu, sebagai orang tua, jangan pernah putus asa untuk membiasakan hidup bersih pada si kecil.
Kebersihan itu sangat penting untuk mencegah munculnya berbagai penyakit, Apalagi di tengah cuaca ekstrem belakangan ini. Dikatakan mantan Direktur Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI Prof dr Umar Fahmi Achmadi MPh PhD, bahwa perubahan iklim memiliki potensi dampak buruk terhadap kesehatan, khususnya penyakit menular melalui media air, udara, serangga, dan pangan.
”Dampak buruk bisa saja terjadi di sekolah dan anak-anak bisa terkena dampaknya,” tutur Guru Besar Universitas Indonesia ini.
Untuk menangkal datangnya penyakit tersebut, sebaiknya lakukan pencegahan sedini mungkin. Pencegahan, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan mencegah sumber pencemaran itu sendiri dan upaya pencegahan ketika sudah secara langsung mengancam kesehatan.
Menjaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup sehat sebaiknya mulai ditingkatkan. Tak hanya di rumah, budaya ini sebaiknya juga diterapkan di sekolah. Mengingat sekolah merupakan rumah kedua bagi anak-anak.
”Anak-anak harus sudah diajarkan untuk menyehatkan lingkungan sekolah, karena hal
ini harus dilakukan sejak dini,” tuturnya dalam acara dalam seminar ”Aku Anak Sehat 2010”, di Gedung Serbaguna Gelora Bung Karno, Senayan, beberapa waktu lalu.
Dikatakan Drs Momon Sulaeman MM MSi tentang alasan mengapa sekolah harus bersih, adalah karena sekolah merupakan tempat berkumpulnya para murid, dan murid adalah orang-orang yang rentan terhadap penyakit.
”Arahkan anak-anak untuk berperan aktif mencegah terjadinya kondisi tidak sehat, sebelum terjadi akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kondisi yang tidak sehat,” ucapnya dalam acara yang sama.
Upaya yang bisa dilakukan di antaranya dengan melakukan penyuluhan. Tujuannya agar anak mengerti bagaimana menjaga lingkungan sekolah agar tetap sehat. Menjaga kesehatan di sekolah bisa dimulai dari ruang kelas. Ruang kelas sebaiknya memiliki ventilasi udara dan pencahayaan yang memadai. Selain ruang kelas, sekolah juga harus memiliki sanitasi yang memadai.
Agar anak lebih memahami pentingnya kesehatan dan mengajaknya berperan aktif, ajaklah anak bergabung dengan unit kesehatan sekolah (UKS) ”Mengajak anak untuk mengikuti kegiatan unit kesehatan sekolah (UKS) juga bisa disarankan, di antaranya agar mereka mengerti seperti apa mewujudkan lingkungan yang sehat,” sarannya.
Selain mengikuti kegiatan UKS, anak juga bisa diajak untuk memilih kegiatan ekstrakulikuler dokter kecil. Dengan kegiatan dokter kecil, anak dapat membangun perilaku hidup bersih dan sehat. Bahkan, anak dapat menjadi penggerak hidup sehat juga membantu guru dan petugas kesehatan dalam melayani kesehatan.
Momon mengatakan, peran aktif untuk meningkatkan anak agar membangun budaya bersih yang dilakukan di sekolah, selain melibatkan orang tua dan guru, juga dibutuhkan keterlibatannya dalam menyosialisasikan perilaku sehat kepada anak. Itu sebabnya, guru sangat penting mendapat edukasi agar bisa memberikannya kepada anak didiknya.
”Sebagai pendidik, guru tentunya sangat berpengaruh dalam menanamkan dan menyebarkan mengenai perilaku sehat kepada anak-anak didiknya. Namun lebih penting, guru juga bisa berperan besar dalam memberi kesinambungan dalam menggalang perilaku sehat,” ujar Marketing Director Tupperware Indonesia Yanty Melianty.
Siapa bilang hidup sehat itu susah? Dengan menanamkan gaya hidup bersih dan sehat sejak dini, kesehatan pun bisa didapat bahkan bisa dilakukan dengan cara yang mudah seperti rajin cuci tangan dan sikat gigi. Meningkatkan kesehatan masyarakat bisa mewujudkan negara yang sehat. Kesadaran untuk melakukan hidup bersih dan sehat ini sebaiknya dilakukan dimulai dari lingkup masyarakat terkecil, yaitu keluarga.
Siapa saja bisa membantu terwujudnya masyarakat sehat, baik pemerintah maupun pihak swasta. Termasuk Yayasan Unilever Indonesia yang membantu melaksanakan kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sejak 2005 pada anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah di beberapa kota di Indonesia.
Mencontohkan anak untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat bisa dilakukan dengan melakukan kegiatan kecil seperti cuci tangan. Dikatakan Public Health & Educational Executive PT Unilever Indonesia, dr Leo Indarwahono SpKj, bahwa meningkatkan kesehatan kepada anak bisa dijelaskan dimulai dengan cara menjelaskan dampak apabila kita tidak menerapkan hidup sehat yang bisa dimulai dengan cuci tangan.
”Ajarkan cuci tangan dengan menggunakan sabun,” tandasnya dalam acara “Gebyar Cuci Tangan Bersama Ibu Gubernur Sumatera Utara dan 1.000 Anak untuk Meningkatkan Kesehatan Anak”, yang diadakan Yayasan Unilever Indonesia di Medan Belawan beberapa waktu lalu.
Kebersihan itu sangat penting untuk mencegah munculnya berbagai penyakit, Apalagi di tengah cuaca ekstrem belakangan ini. Dikatakan mantan Direktur Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI Prof dr Umar Fahmi Achmadi MPh PhD, bahwa perubahan iklim memiliki potensi dampak buruk terhadap kesehatan, khususnya penyakit menular melalui media air, udara, serangga, dan pangan.
”Dampak buruk bisa saja terjadi di sekolah dan anak-anak bisa terkena dampaknya,” tutur Guru Besar Universitas Indonesia ini.
Untuk menangkal datangnya penyakit tersebut, sebaiknya lakukan pencegahan sedini mungkin. Pencegahan, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan mencegah sumber pencemaran itu sendiri dan upaya pencegahan ketika sudah secara langsung mengancam kesehatan.
Menjaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup sehat sebaiknya mulai ditingkatkan. Tak hanya di rumah, budaya ini sebaiknya juga diterapkan di sekolah. Mengingat sekolah merupakan rumah kedua bagi anak-anak.
”Anak-anak harus sudah diajarkan untuk menyehatkan lingkungan sekolah, karena hal
ini harus dilakukan sejak dini,” tuturnya dalam acara dalam seminar ”Aku Anak Sehat 2010”, di Gedung Serbaguna Gelora Bung Karno, Senayan, beberapa waktu lalu.
Dikatakan Drs Momon Sulaeman MM MSi tentang alasan mengapa sekolah harus bersih, adalah karena sekolah merupakan tempat berkumpulnya para murid, dan murid adalah orang-orang yang rentan terhadap penyakit.
”Arahkan anak-anak untuk berperan aktif mencegah terjadinya kondisi tidak sehat, sebelum terjadi akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kondisi yang tidak sehat,” ucapnya dalam acara yang sama.
Upaya yang bisa dilakukan di antaranya dengan melakukan penyuluhan. Tujuannya agar anak mengerti bagaimana menjaga lingkungan sekolah agar tetap sehat. Menjaga kesehatan di sekolah bisa dimulai dari ruang kelas. Ruang kelas sebaiknya memiliki ventilasi udara dan pencahayaan yang memadai. Selain ruang kelas, sekolah juga harus memiliki sanitasi yang memadai.
Agar anak lebih memahami pentingnya kesehatan dan mengajaknya berperan aktif, ajaklah anak bergabung dengan unit kesehatan sekolah (UKS) ”Mengajak anak untuk mengikuti kegiatan unit kesehatan sekolah (UKS) juga bisa disarankan, di antaranya agar mereka mengerti seperti apa mewujudkan lingkungan yang sehat,” sarannya.
Selain mengikuti kegiatan UKS, anak juga bisa diajak untuk memilih kegiatan ekstrakulikuler dokter kecil. Dengan kegiatan dokter kecil, anak dapat membangun perilaku hidup bersih dan sehat. Bahkan, anak dapat menjadi penggerak hidup sehat juga membantu guru dan petugas kesehatan dalam melayani kesehatan.
Momon mengatakan, peran aktif untuk meningkatkan anak agar membangun budaya bersih yang dilakukan di sekolah, selain melibatkan orang tua dan guru, juga dibutuhkan keterlibatannya dalam menyosialisasikan perilaku sehat kepada anak. Itu sebabnya, guru sangat penting mendapat edukasi agar bisa memberikannya kepada anak didiknya.
”Sebagai pendidik, guru tentunya sangat berpengaruh dalam menanamkan dan menyebarkan mengenai perilaku sehat kepada anak-anak didiknya. Namun lebih penting, guru juga bisa berperan besar dalam memberi kesinambungan dalam menggalang perilaku sehat,” ujar Marketing Director Tupperware Indonesia Yanty Melianty.
Siapa bilang hidup sehat itu susah? Dengan menanamkan gaya hidup bersih dan sehat sejak dini, kesehatan pun bisa didapat bahkan bisa dilakukan dengan cara yang mudah seperti rajin cuci tangan dan sikat gigi. Meningkatkan kesehatan masyarakat bisa mewujudkan negara yang sehat. Kesadaran untuk melakukan hidup bersih dan sehat ini sebaiknya dilakukan dimulai dari lingkup masyarakat terkecil, yaitu keluarga.
Siapa saja bisa membantu terwujudnya masyarakat sehat, baik pemerintah maupun pihak swasta. Termasuk Yayasan Unilever Indonesia yang membantu melaksanakan kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sejak 2005 pada anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah di beberapa kota di Indonesia.
Mencontohkan anak untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat bisa dilakukan dengan melakukan kegiatan kecil seperti cuci tangan. Dikatakan Public Health & Educational Executive PT Unilever Indonesia, dr Leo Indarwahono SpKj, bahwa meningkatkan kesehatan kepada anak bisa dijelaskan dimulai dengan cara menjelaskan dampak apabila kita tidak menerapkan hidup sehat yang bisa dimulai dengan cuci tangan.
”Ajarkan cuci tangan dengan menggunakan sabun,” tandasnya dalam acara “Gebyar Cuci Tangan Bersama Ibu Gubernur Sumatera Utara dan 1.000 Anak untuk Meningkatkan Kesehatan Anak”, yang diadakan Yayasan Unilever Indonesia di Medan Belawan beberapa waktu lalu.
0 comments:
Post a Comment